MISS TING, OOHHHH…. MISS TING
Maaf ………….ini bukan miss Ting yang itu…… Bukan miss Ayu Ting Ting bukan pula Miss Think sang pemikir. Yang dimaksud disini adalah ……… tempat makanan.
Akhir-akhir ini banyak rang di Smansa yang selalu membawanya. Dari kelas ke kantin, dari R Guru ke kantin, dari UKS ke kantin, Dari Lab ke kantin, dari TU ke kantin, dari Perpustakaan ke kantin, dari R BK ke kantin, dari Balai ke kantin dan sebaliknya. Ada juga yang tidak membawanya ke kantin tapi sudah terisi makanan dari rumahnya masing-masing. Tentu saja hal itu bukan tidak bermaksud………. Tujuan mulia dari kegiatan diatas bsa dikaji dari tulisan berikut.
Salah satu syarat berlangsungnya makhluk hidup adalah makan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat membutuhkan makanan. Akibat dari pengolahan makanan adalah dihasilkannya sampah. Jika dalam sehari setiap rumah menghasilkan 1 kantong sampah, kita bisa membayangkan ada berapa banyak sampah yang diproduksi dalam satu hari. Yang jadi masalah serius adalah kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam membuang sampah sehingga memberi dampak negatif terhadap lingkungan.
Produksi sampah di SMA N1 rata-rata dalam satu hari dihasilkan 9 gerobak sampah yang memiliki volume sekitar 0,6 m3. Pada jam istirahat pertama tempat-tempat sampah yang disediakan di depan kelas sudah penuh. Kadang-kadang di depan kelas tertentu tempat sampah sudah tidak dapat menampung sampah lagi. Tempat sampah tidak berfungsi sebagai mana mestinya, membuang sampah sudah tidak dipilah-pilah lagi, sudah tidak lagi memperhatikan mana sampah organic, non organic, kaleng/plastic.
Usaha yang dilakukan sekolah untuk mengurangi sampah, bukan hanya mengurangi sampah di SMA N 1 saja, tapi juga di Sukabumi, mudah-mudahan juga sampah di Indonesia bahkan di dunia, adalah dengan diwajibkannya setiap warga sekolah membawa tempat minum dan makan (misting) dari rumah. Ini diwajibkan baik untuk siswa, guru maupun karyawan. Menggalakan membawa tempat minum dan misting ini dipantau oleh tim KKR (Kader Kesehatan Remaja). Usaha ini dilakukan dengan tujuan tidak saja mengurangi volume sampah tapi juga mengurangi massanya.
Pada saat di Sekolah ada event tertentu seperti US, UN atau acara lain yang rutin diadakan sekolah maupun yang berhubungan dengan pihak luar, yang memerlukan penyediaan makanan, seksi konsumsipun mengubah tradisi. Yang biasanya snack disajikan dalam bentuk snack box sekarang ini diubah, makanan disajikan di piring kue. Untuk nasi box sekarang diganti menjadi parasmanan. Upaya ini dapat mengurangi sampah dari box nya.
Dari bagian KKR penulis memperoleh data sebagai berikut : siawa yang membawa misting kelas 10 sebanyak 79,63 %, kelas 11 sebanyak 78,53 % dan kelas 12 sebanyak 62,25 %. Jumlah totalnya yang membawa misting ke sekolah ada 73,47 % dari seluruh siswa. Setelah upaya membawa mistig dilakukan, setiap harinya volume sampah berkurang sekitar 40%. Berikut ini penulis sajikan diagram persentase pembawa misting tiap level kelas pada satu hari.
Pro dan kontra dalam menghadapi sesuatu yang baru adalah hal biasa baik dari warga sekolah maupun dari pedagang kantin sekolah, terutama dari pihak pedagang. Para siswa yang membawa misting dari rumah umumnya oleh orang tuanya diberi bekal makanan. Jadi yang biasanya mereka banyak jajan di kantin, karena sekarang membawa misting dari rumah yang oleh orang tuanya sudah diisi, mereka jadi jarang jajan. Efeknya omset pedagang dikantin menjadi berkurang. Mungkin ini dampak negatifnya (menurut pedagang). Dampak positif yang diamati adalah peserta didik tidak membeli makanan yang asal dapat mengisi perut/mengenyangkan. Padahal makanan yang dkonsumsi itu harus dipertimbangkan segi gizi dan higienisnya. Terkadang jajanan yang dipilih peserta didik adalah jenis makanan yang cepat saji dan tidak memenuhi kebutuhan gizi.
Harapan penulis, semoga usaha ini membuahkan hasil yang sangat baik dengan didukung oleh semua karena hasilnyapun akan dinikmati oleh semua warga sekolah. Dengan lingkungan yang bersih, sehat, diharapkan akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar sehingga para peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan merasa betah di sekolah, guru-gurupun memiliki semangat yang tinggi dalam mendidik peserta didik. Karyawan sekolah bersemangat dalam melayani kebutuhan guru dan peserta didik. Para pedagang tidak merasa tersisihkan dan tidak merasa rezekinya berkurang. Aamiin….
MISS TING…. OH MISS TING
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!