Setiap mahluk hidup memiliki jam biologis atau mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara otomatis. Inilah yang kemudian banyak memerankan fungsi pengaturan waktu pada diri manusia kapan ia harus total istirahat, tidur, dan kapan harus beraktivitas kerja. Ketika jam biologis telah menentukan kapan manusia harus bangun tidur, sebenarnya saat itulah harus memulai beraktivitas, bekerja, belajar, berkarya, dan sebagainya. Jam Biologis ini telah menentukan bahwa jam bangun tidur manusia adalah pagi hari. Ini bersesuaian dengan being nature (fitrah) manusia. Walaupun tidak menutup kemungkinan manusia bisa merusak pola jam biologis ini akibat aktivitas hidupnya yang tidak teratur. Juga sebaliknya.
Bagi seorang muslim, kehidupan pagi, yang secara natural telah diawali dengan perubahan sistem metabolisme tubuh, alangkah positifnya jika telinga diajak mendengarkan adzan shubuh “Ash-Shalatu khairun minan naum”. Ini dapat melatih sensor bunyi untuk menggerakkan dan merangsang otak untuk membangun kesadaran bangun pagi. Secara spiritual shalat subuh bertujuan membersihkan jiwa sebelum melaksanakan aktivitas dunia.
Menurut Dr. Sarmin dan Dr. Raghib Assirjani, jika kebiasaan bangun pagi jika disinergikan dengan kebiasaan hidup disiplin, akan menumbuhkan semangat baru, mendatangkan sikap teguh, pantang menyerah, kuat mental dan kerja keras. Sesuai dengan pandangan tersebut, Dr. Alexander Browis, yang menganjurkan untuk bangun pagi sebagai terapi dan melakukan exercise saat pagi hari bagi para penderita AIDS. Selain dapat menguatkan tubuh mereka, juga dapat dapat mengembalikan mental teguh mereka (Hidayah; Edisi 83, Juli 2008). Selain itu kecenderungan bangun pagi yang disertai dengan exercise, atau shalat subuh sempurna bagi umat muslim, dapat mengurangi kecenderungan gangguan kardiovaskular.
Pembangunan adalah manajemen waktu untuk mengkondisikan perubahan kearah kemajuan dengan memaksimalkan sumberdaya. Optimalisasi fungsi-fungsi strategis kekayaan negeri (Sumber daya Nilai, Sumberdaya alam, sumber daya manusia) adalah sendi prioritas dan ketrampilan anak-anak bangsa merupakan pemicu pacu (Quantum Leap) daya energi potensial bangsa. Gerakan bangun pagi merupakan salah satu upaya pembentukan mental tangguh dan pembentukan karakter insan generasi muda Indonesia. Pelajaran yang bisa diambil dari tradisi bangun pagi adalah : (1) Kearifan dan pendidikan budi pekerti , yaitu mensyukuri anugrah kebesaranNya (Kemampuan mendayagunakan Energi Syukur), (2) Pemanfatan waktu secara efektif, memanfaatkan waktu sedini mungkin untuk memulai aktivitas mencari ilmu, bekerja dll, (3) Secara psikologis dan pertumbuhan daya mental, bangun pagi akan selalu menyegarkan pikiran, lalu memunculkan ketenangan. Bangun Pagi dalam hal ini harus diserati dengan olah rasa, pikir, dan hati. Dengan demikian karakter dan mental tangguh akan muncul
Bangun pagi adalah upaya menggerakkan kesadaran kebangkitan, untuk mendesign (merancang) sebuah perwatakan, mental dan karakter manusia. Bagaimana manajemen waktu, mengalokasikan waktu secara proposional, merencanakan perkembangan, pertumbuhan dan kemajuan adalah dari bangun pagi. Bangun pagi juga merupakan upaya sadar mendayagunakan “Golden Time” (waktu emas) dengan sinergisasi gerakan dan tindakan untuk menyerap aspirasi kebangkitan yang tersimpan di bawah sadar . Kemampuan menghantarkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa secara signifikan dapat diukur seberapa sering kita bangun pagi , seberapa bisa dan biasa kita bangun pagi.
Sejalan dengan itu SMA Negeri 1, bagian Kesiswaan menerapkan program gerakan bangun pagi yang diaplikasikan dengan daftar hadir 100 siswa terpagi dan daftar hadir siswa tersebut yang selalu diinformasikan atau diumumkan setiap pagi hari dengan tujuan memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk selalu datang lebih awal ke sekolah dan menghindari kesiangan. Membangun Indonesia dari pagi, hampir sesederhana dengan apa yang kita lakukan setiap pagi itu. Bangun pagilah dengan sehat, segar dan berwawasan maju ke depan dengan hati yang bersih, tulus demi kemajuan dan kemandirian bersama. Jika dilakukan dengan berjamaah, maka karakter dan watak kebangsaan akan lebih kokoh untuk menjawab tantangan jaman.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!