“Stop perundungan, salam kebaikan”
Itulah slogan yang digaungkan oleh agen perubahan SMAN 1 Kota Sukabumi untuk berusaha mengikis perilaku perundungan di lingkungan sekolah.
Acara Roots day merupakan rangkaian acara dari program sekolah penggerak (PSP) karena SMAN 1 Kota Sukabumi merupakan salah satu sekolah yang terpilih dalam penerapan sekolah penggerak. Acara ini diinisiasi oleh UNICEF bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Karakter (PUSPEKA) Kemendikbudristek RI.
Dimulai dari pemilihan peserta didik sebagai agen perubahan sebanyak 30 siswa, kemudian peserta didik tersebut mengikuti sejumlah pelatihan untuk membuat beberapa produk dan projek seperti poster dan film pendek tentang anti perundungan. Serta puncak acaranya yakni pengukuhan 30 peserta didik sebagai agen perubahan yang diharapkan mampu menjadi figur atau contoh untuk menyebarkan perilaku positif dan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Serta menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan.
Dalam hal ini, tentu 30 peserta didik tersebut juga dibantu oleh fasilitator yang terdiri dari guru-guru sekolah untuk menjadi teladan yang baik serta pendamping dalam upaya mengikis upaya perundungan.
Acara ini dimulai dengan sambutan Kepala SMAN 1 Kota Sukabumi, Bapak Rachmat Mulyana, S.Pd, M.Hum. beliau menjelaskan dalam sambutan bahwa “Latar belakang berbagai informasi menunjukan hampir 40% remaja baik di lingkungan keluarga, masyarakat atau sekolah pernah mengalami perundungan. Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, untuk itu SMAN 1 Kota Sukabumi yang didorong oleh program Kemendikbudristek dan juga dukungan dari UNICEF Indonesia mengadakan anti perundungan di sekolah. Berbagai upaya yang kita lakukan dan akan berjalan apabila ada komitmen dari warga sekolah. Untuk itu, pada kegiatan ini kita lahirkan sebanyak 30 orang agen perubahan yang dimaksudnya untuk menjadi ragi perubahan yang dilakukan kepada seluruh warga sekolah khususnya kepada siswa siswi SMAN 1 Kota Sukabumi. Program root merupakan program anti perundungan dan anti kekerasan yang berbasis sekolah dimana diyakini bahwa apabila perundungan dan kekerasan bisa diantisipasi di level sekolah, Mudah-mudahan itu akan menjadi sebuah efek yang sangat besar di masyarakat. Untuk itu, kami berharap komitmen beserta bapak, ibu seluruhnya khususnya para fasilitator dan juga agen-agen perubahan siswa-siswi SMAN 1 Kota Sukabumi untuk secara bersama-sama berkomitmen penuh dalam pencegahan perundungan dan juga kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dalam bingkai sekolah ramah anak.”
Setelah dikukuhkan sebagai agen perubahan, 30 peserta didik tersebut dibagi ke dalam beberapa kelompok dalam melaksanakan tugas pertama mereka untuk menyebarkan kebaikan dan menghentikan perundungan dengan mendatangi ke berbagai kelas. Di akhir acara dilaksanakan deklarasi anti perundungan dengan menandatangani dalam sebuah kain yang dilakukan oleh seluruh siswa dan guru di SMAN 1 Kota Sukabumi.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!